Aktualisasi manusia
sebagai zoon politicon tercermin dalam kehidupan bernegara.
Negara dalam
pemikiran Aristoteles merupakan suatu persekutuan hidup politik (Rapar, 2001).
Hal ini mengandung makna:
1) sebagai persekutuan hidup politik, negara bukan hanya sebagai instrumen,
atau bukan hanya sebagai organisasi yang teratur, melainkan suatu persekutuan
hidup yang menunjukkan adanya suatu hubungan yang bersifat organik, saling
berhubungan antar warga negara;
2) sebagai persekutuan hidup, menunjukkan adanya suatu hubungan antar
manusia yang khusus, erat, akrab, mesra dan lestari di antara warga negara;
3) selaras dengan konsep negara sebagai persekutuan hidup politik, Plato
menegaskan bahwa negara merupakan keluarga. Apabila warga negara dapat
memahami, menghayati dan mengamalkan makna serta tuntutan hakekat negara
sebagai satu keluarga, maka kesatuan dan keutuhan hidup bernegara akan tercipta
dan terpelihara dengan baik; dan
4) negara sebagai persekutuan hidup berbentuk polis. Negara merupakan bentuk
persekutuan hidup atau pengelompokkan manusia yang paling tinggi, memiliki
tujuan yang paling tinggi, paling jelas, paling mulia dan paling luhur bila
dibandingkan dengan tujuan yang dimiliki oleh persekutuan hidup lainnya.
Negara bahkan
secara sistimatis dan berkesinambungan selalu berupaya untuk meningkatkan
kesejahteraan dan kebahagiaan hidup manusia yang menjadi warga negaranya. Hal
ini tercermin dalam setiap program kerja dan aktifitas yang dilakukan negara,
atau biasa dikenal dengan sebutan pembangunan. Keberadaan dan terbentuknya
negara bukan untuk negara itu sendiri.
Tujuan akhir negara
bukan untuk dirinya sendiri melainkan untuk manusia yang menjadi warga
negaranya. Oleh sebab itu, kendati negara merupakan persekutuan hidup yang
berada di jenjang paling atas dan karena itu berdaulat, namun gagasan negara
ideal bukanlah negara absolut, kekuasaan negara tidak bersifat mutlak, negara
adalah untuk manusia dan kesejahteraan hidup manusia.
Negara adalah suatu
bentuk persekutuan hidup yang paling tinggi, karena memiliki tujuan yang paling
tinggi, yaitu kebaikan yang tertinggi bagi manusia. Hal ini berarti negara
harus senantiasa mengupayakan serta menjamin adanya kebaikan yang seoptimal
mungkin bagi warga negaranya, baik secara kualitas maupun kuantitas. Biasanya
tujuan negara itu tercantum dengan tegas dalam konstitusi negara.
Di dalam negara,
manusia yang menjadi warga negaranya harus dapat menikmati kehidupan yang aman
dan tenteram. Oleh karena itu, negara harus dapat melindungi warga negaranya
dari berbagai serangan dari luar, juga harus dapat melindungi warga negaranya
dari berbagai gangguan yang berasal dari dalam negara seperti ketidakteraturan
dan ketidaktertiban. Negara harus mengupayakan dan menjamin sebesar-besarnya
kesejahteraan bersama warga negaranya, karena hanya di dalam kesejahteraan
bersama itulah, kesejahteraan individual dapat diperoleh.
Negara ideal adalah
negara yang memanusiakan manusia. Manusia hanya menjadi manusia apabila ia
hidup di dalam negara (berkelompok), karena di luar negara hanya ada makhluk
hidup di bawah manusia atau yang di atas manusia. Oleh karena itu, negara ada
dan terbentuk bukan sekedar agar manusia hidup di dalamnya, tetapi agar manusia
itu benar-benar memanusia di dalam negara dan lewat hidup bernegara.
Di dalam dan lewat
hidup bernegara, manusia dimampukan untuk mencapai tingkat pertumbuhan dan
perkembangan yang semaksimal mungkin. Hal ini berarti bahwa di dalam negara,
manusia seharusnya dapat mencapai tingkat kebajikan yang tertinggi.
Keberhasilan manusia untuk mencapai tingkat kebajikan yang tertinggi haruslah
lewat moralitas yang terpuji, karena hanya dengan moralitas yang demikian
itulah yang membedakan manusia dari makhluk hidup yang lainnya.
Negara yang
memanusiakan manusia, berarti negara ada dan terbentuk agar manusia dapat
mencapai kesempurnaan, yaitu kehidupan dalam tingkat kebajikan yang paling
tinggi yang sesuai dengan kodratnya. Melalui negara dimaksudkan agar setiap
warganya dapat meraih kesejahteraan material, spiritual dan intelektual,
sebagai perwujudan dari terwujudnya manusia seutuhnya.