Munculnya wiraswasta berhubungan erat dengan
motif-motif untuk inovasi yang ada dalam masyarakat. Dalam negara-negara yang
pendapatan riil per kapitanya tidak mengalami kenaikan selama bertahun-tahun
maka di situ tidak ada wiraswasta.
Bila hanya ada sedikit saja wiraswasta dalam suatu
negara, ini menunjukkan tidak kuatnya motif untuk mendorong inovasi yang
menaikkan output (output–increasing innovation) dan juga karena adanya
kekuatan halangan-halangan yang lebih besar.
Bila sudah maju teknologinya maka persoalannya ialah
bagaimana memelihara supaya wiraswasta itu bertambah. Motif
harus selalu dipertahankan untuk mendorong inovasi
yang lebih banyak dan mengurangi halangan-halangannya, maka sebelumnya kita
tinjau dahulu bentuk hubungan sosial dalam masyarakat. Kemudian kita kemali
pada persoalan bagaimana menaikkan jumlah wiraswasta.
Tiga aspek dari pola-pola hubungan sosial yang
banyak terdapat di negara-negara yang telah maju ialah; gatra pengenalan (cognitive
aspect), gatra keanggotan (membership aspect) dan gatra batasan
substantif (subtstantive definition aspect).
Dalam suatu masyarakat bisa terdapat sejenis
hubungan sosial dari ke-3 jenis gatra di atas secara bersama-sama.
a. Gatra Pengenalan (Cognitive Aspect)
Cognitive aspect menunjukkan
rasionalitas suatu masyarakat – yaitu apakah anggota masyarakat itu umumnya
rasional atau tidak rasional dalam penggunaan kapital, tenaga kerja dan
sumber-sumber alam lainnya. Perbuatan obyektif dan subyektif dari tindakan itu
adalah sama. Suatu masyarakat adalah rasional bila dasar untuk pengambilan
keputusan-keputusan itu didasarkan pada standar ilmiah kritis (critical
scientific standards).
Sedangkan yang irrasional ialah bila putusan-putusan
didasarkan pada kebiasaan-kebiasaan atau kekuatan-kekuatan gaib dan terlepas
dari hal-hal empiris. Misalnya pabrik baja dibangun berdasar atas alasan-alasan
nasional, meskipun letaknya tidak ekonomis dilihat dari langkanya atau
sedikitnya sumber-sumber ekonomi yang tersedia. Industriindustri kepunyaan
pemerintah mungkin diletakkan berdasar atas alasan-alasan politik, meskipun
pertimbangan-peritmbangan ekonominya berbeda.
Dalam hal ini alasannya cukup rasional tapi tidak
ekonomis. Contoh tadi dipandang dari sudut politik negara untuk menaikkan
regional output per kapita. Negara sebenarnya akan mendapatakan keuntungan yang
lebih besar dengan mengadakan alternatif dalam menggunakan sumber-sumber
ekonomi. Tetapi putusan-putusan tadi didasarkan pada tujuan-tujuan subyektif
untuk mempertahankan kekuatan politik.
b. Gatra Keanggotaan (Membership Aspect)
Membership aspect meliputi dua macam yaitu yang
bersifat universal dan khusus.
1. Universal, dimana
hubungan-hubungannya adalah universal, sejauh mana tindakan-tindakan itu
didasarkan pada “apa yang dapat dikerjakan oleh “orang”. Tidak peduli siapa
yang mengerjakan, dan “siapa orang itu”.
2. Khusus, misalnya
pemilihan yang didasarkan pada koneksi keluarga atau politik, terlepas dari
apakah orang-orang itu dapat bekerja.
c. Gatra Batasan Substantif (Substantive
Definition Aspect)
Ada 2 golongan yakni yang bersifat khusus dan yang
meluas. Khusus ialah bila hak dan kewajiban dari hubungan-hubungan tidak
ditentukan dan dibatasi; misalnya kontrak-kontrak kerja. Tapi hubungan famili
bersifat tidak terlalu terbatas, misalnya tidak menghiraukan lagi untung-rugi
dan sebagainya. Di mana hubungan-hubungan itu luas dan anggota-anggotanya kaya
serta mau memberikan kekayaannya kepada anggota-anggota lainnya yang kurang
mampu maka motif-motif yang mendorong untuk berusaha mendapatkan kekayaan
dengan inovasi akan berkurang.
Jadi dalam masyarakat, wiraswasta diharapkan dapat
banyak jumlahnya bila hubungan-hubungan dalam masyarakat itu adalah rasional (obyektive),
universal dan spesifik secara fungsional. Apabila hubungan famili itu sudah
luas dan kuat, maka hasil inovasi akan dibagi-bagi. Sehingga inovatornya
mungkin hanya menerima sedikit. Karenanya dorongan untuk inovasi akan
berkurang. Hubungan yang semacam inilah yang mengakibatkan motif-motif untuk
inovasi terhalang di negara sedang berkembang.
Halangan-halangan semacam ini dapat diatasi tapi
harus secara perlahan-lahan. Pemerintah dalam hal ini memegang peranan yang
penting dalam mendorong inovasi-inovasi yang akan menciptakan motif untuk
menemukan tindakan selanjutnya baik dari sektor pemerintah maupun sektor
swasta.