Masyarakat di negara-negara sedang berkembang
biasanya memiliki akumulasi kapital yang rendah, hal ini dapat diketahui karena
adanya suatu lingkaran yang yang tak berujung pangkal (vicious circle).
Di negara-negara sedang berkembang cenderung
pendapatan rendah, apabila ada tabungan sedikit, konsumsi rendah dan pada
tingkat yang subsistence, sehingga tidak dapat dikurangi untuk tabungan.
Tabungan yang tidak ada atau sedikit, berarti investasi juga sedikit atau
kurang sekali. Ini menyebabkan tingkat produktivitas rendah dan tingkat
pendapatan yang rendah pula. Jadi negara itu miskin karena miskin.
Di negara-negara yang relatif maju kehendak untuk
menabung dan untuk investasi berlainan. Bagi negara yang kurang maju, kehendak
untuk menabung dan investasi saling mempengaruhi.
Besarnya tabungan tergantung pada adanya kemungkinan
untuk investasi, pembagian pendapatan, stabilisasi sosial, harapan-harapan,
kebiasaan-kebiasaan dan sebagainya. Jadi kehendak menabung lebih banyak
dipengaruhi oleh psikologi dan sosiologi. Jadi rendahnya kapital disebabkan
oleh kurangnya tabungan yang dikarenakan oleh hasrat berkonsumsi yang tinggi.
Kurangnya tabungan dapat juga diterangkan karena
adanya international demonstration effect, yaitu keinginan untuk meniru
konsumsi di negara-negara yang telah maju, sehingga pendapatan yang rendah itu
semua digunakan untuk konsumsi. Efek pamer (demonstration effect) itu
akan merupakan penghalang bagi perkembangan ekonomi. Sekarang misalnya Jepang;
keadaan adatnya yang menekan konsumsi memungkinkan kapitalnya bertambah dengan
pesat. Permintaan akan hasil industri barang-barang kapital adalah oleh sektor
pemerintah dan barang-barang konsumsi yang baru hanya untuk ekspor guna
memperbesar penerimaan devisa. Jadi Jepang menekan konsumsi untuk keperluan
ekspor.
Negara-negara seperti Portugal, Yunani, Amerika
Latin kebanyakan perkembangannya didorong oleh permintaan yang selalu
bertambah. Industri-industri baru didirikan untuk mengimbangi permintaan luar
negeri dan dalam negeri. Jadi perkembangan semcam ini didorong oleh permintaan
konsumsi dalam negeri.
Tapi pada tingkat selanjutnya, tingkat konsumsi ini
agak ditekan pada suatu tingkat tertentu sehingga ada kenaikan permintaan akan
investasi untuk perkembangan ekonomi. Sebenanya sukar untuk memisahkan apakah
suatu barang itu termasuk barang konsumsi atau produksi. Misalnya ada sebuah
barang katakanlah sepeda.
Di negara-negara yang maju ini merupakan barang
konsumsi, untuk mainan dan tidak untuk bekerja. tetapi di negara-negara yang
kurang maju dengan kebiasaannya sendiri dan punya tugas fungsi sendiri, sepeda
tadi merupakan atau berfungsi sebagai barang produksi. Sepeda tadi untuk
bekerja, mengangkut minyak tanah, mengangkut gabah dan sebagainya; ada juga
yang disewakan. Demikian pula misalnya lemari es (sebenarnya adalah untuk
kemewahan atau konsumsi) yang dijadikan lemari es cream dan sebagainya.
Jadi mengenai apakah barang itu akan menjadi barang
produksi atau barang konsumsi tergantung pada sikap dan adat/kebiasaan dari
masyarakat penggunanya. Oleh karenanya ada yang berpendapat bahwa efek pamer
itu menguntungkan dan ada yang berpendapat sebaliknya. Mereka yang setuju
dengan adanya efek pamer (demonstration effect) mengatakan bahwa:
1) beberapa barang yang
mula-mula untuk kepentingan konsumsi, setelah dibawa ke negara lain dapat
menjadi alat produksi;
2) efek pamer akan
mempengaruhi kebudayaan sehingga mudah untuk mengadakan perubahan-perubahan
dalam masyarakat; dan
3) dapat memperluas
lapangan pekerjaan Sedangkan yang tidak setuju terhadap efek pamer mengatakan
bahwa ini akan menekan tingkat tabungan sebab hasrat berkonsumsi menjadi lebih
besar.
Impor barang-barang konsumsi di negara-negra sedang
berkembang nampaknya merupakan pemborosan bila dibanding dengan barang-barang
kapital. Tetapi karena keadaan pasar di negara-negara sedang berekembang masih
sempit bagi barang-barang yang setengah jadi termasuk barang-barang kapital
maka industrialisasi dan pertumbuhan perekonomian dimulai dengan
industri-industri yang menghasilkan barang-barang jadi.
Sekarang ini kebanyakan negara sedang berkembang
yang merencanakan industrialisasi memulainya dengan mengimpor barang-barang
konsumsi, misalnya radio, minuman, pengepakan, assembling, dan lain sebagainya;
Pola ini merupakan daerah kantong industri impor (enclave import industry).
Industri yang menghasilkan barang-barang akhir ini kebanyakan cocok bagi
permulaan industri.
Kebaikan dari enclave
import industry adalah sebagai berikut:
1. bahwa industri ini
relatif membutuhkan kapital lebih sedikit, sehingga di negara sedang berkembang
memungkinkan penyediaan kapital untuknya.
2. resiko dari kualitas
barang yang dihasilkan akan kecil karena idustri itu sebagian besar tergantung
pada impor bahan-bahan atau barang yang akan dipandang.
3. industri ini dapat
mendidik atau merupakan tempat untuk memilih wiraswasta setempat yang
dibutuhkan untuk perkembangn industri lebih lanjut.
4. industri “enclove
import” ini akan mendorong adanya ekspansi produksi dalam negeri bagi
barang-barang yang dibutuhkannya. Dengan adanya efek kaitan ke depan dan ke
belakang (backward and forward linkage effcts) akan mendorong
perkembangan lebih lanjut. Perkembangan ini akan berupa perkembangan industri
hilir (tempat menjual barang produksi) dan indusri hulu (tempay membeli barang
produksi)
5. bahwa kapital akan
lebih tertarik pada industri-industri ini daripada yang semuanya berasal dari
dalam negeri Banyaknya impor dan bekerjanya enclave industry ini
menunjukkan atau menggambarkan keadaan pasar di dalam negeri dan potensinya.
Bila permintaan terhadap barang-barang akhir itu terus menerus bertambah maka
impor akan diganti dengan kegiatan-kegiatan dari dalam negeri dan produksi
dalam negeri dimana pengolahan barang-barang terus berkembang dan akan
mengerjakan proses yang lebih jauh lagi.
Adapun cara-cara untuk menaikkan jumlah tabungan
untuk pembangunan adalah sebagai berikut:
1. Dengan pembentukan
koperasi dan lembaga-lembaga yang lain. Misalnya koperasi pertanian. Dalam koperasi
itu anggota-anggotanya akan mengadakan iuran simpanan dan disamping ini
koperasi juga mendidik untuk berhemat. Koperasi kredit misalnya, mendorong
penggunaan kapital yang sedikit itu pada penggunaan yang efektif. Setiap orang
mudah mendapatkan kredit usahanya.
2. Dengan pajak. Ini
juga merupakan seumber tabungan pemerintah. Tabungan pemerintah adalah jumlah
seluruh penerimaan rutin dikurangi dengan seluruh pengeluaran rutin.
3. Dengan inflasi
turunnya pendapatan riil para pekerja dan naiknya keuntungan pengusaha akan
mendorong untuk mengadakan investasi lebih lanjut. Sudah tentu ini ada
bahanyaa, yaitu misalnya biaya-biaya akan naik dan ini akan punya pengaruh
kurang baik di dalam industri ekspor karena harga barang-barang ekspor jadi
lebih tinggi. Ada disparitas harga.
4. Dengan pinjaman luar
negeri. Ini sudah tentu tergantung pada keadaan di negara yang memberi pinjaman
ataupun negara yang meminjam, yang memberi pinjaman percaya atau tidak dan yang
meminjam dapat dipercaya atau tidak; artinya bagaimana kesanggupannya untuk
mengembalikan.